Usaha
restoran bukan sekedar bisnis makanan. Melainkan bisnis yang menggabungkan
berbagai aktivitas, mulai dari memilih bahan, peralatan, kontrol kualitas, menu
sampai keluhan pelanggan dan karyawan. Pebisnis restoran harus mampu memuaskan konsumen
secara fisik dan mental. Secara fisik adalah makanan dan secara mental adalah
kepuasan mereka, baik dari makanan maupun dari suasana dan pelayanan restoran. Maka seorang pebisnis restoran
dituntut menguasai kedua sisi itu secara bersamaan.
Pebisnis restoran adalah entrepreneur sekaligus
entertainer
Pengusaha
restoran yang sukses adalah gabungan dari karakter seorang pengusaha handal
dengan penghibur jempolan. Penghibur artinya
bisa penyanyi, aktor bahkan sampai pelawak dan pesulap. Selain menyuguhkan
makanan yang lezat, pebisnis restoran juga dituntut untuk melayani dan
menghibur konsumen. Sebenarnya, bisnis restoran memang sederhana, yang terdiri
dari menjual makanan dengan pelayanan sejumlah orang. Namun cobalah untuk
mengganggap restoran Anda sebagai sebuah teater. Dijamin akan lebih sukses.
Bila Anda
menganggap restoran sebagai teater, maka menu bisa dianggap sebagai naskah,
para pekerja sebagai aktor, konsumen sebagai pengunjung teater. Di sini
dibutuhkan harmonisasi yang tinggi dari Anda sebagai sutradara atau pengelola,
untuk mengatur semuanya dengan baik. Anda harus mampu membuat konsumen terus
berkunjung berkali-kali dengan “pertunjukan” yang memuaskan.
Anda bisa
bertanya kepada konsumen, apakah mereka terpuaskan oleh sajian naskah dan aktor
di restoran Anda. Anda juga bisa meminta mereka memberikan masukan, untuk
perbaikan mutu makanan dan pelayan. Jika Anda tidak mau mendengarkan masukan
dari pengunjung, maka jangan salahkan jika “pertunjukan” akan sepi pengunjung.
Ingat, konsumen membutuhkan kepuasan secara fisik dan batin.
Menu makanan
Menu
makanan yang disajikan di restoran, menjadi unsur paling vital dalam bisnis
restoran. Bahkan bisa dikatakan, menu menjadi kunci utama sebuah restoran,
apakah dia akan sukses atau gagal.
Menu juga
akan menentukan semua hal terkait restoran Anda.
-
Menu makanan akan menunjukkan siapa target market
paling potensial
-
Menu juga berpengaruh terhadap lokasi yang paling
tepat.
-
Menu ikut menentukan dekorasi restoran.
-
Menu juga menuntut tenaga kerja yang tepat.
Bahkan sebelum Anda menentukan
dengan siapa bekerja sama, menu menjadi salah satu faktornya.
Misalnya
Anda memilih menu sate kerbau, maka restoran Anda akan memutuhkan exhause
fan, ahli sate yang sulit ditemukan (kebanyakan sate ayam, kambing atau
sate sosis), dan lokasi restoran pun harus berada di dekat pemukiman, karena
penggemar kerbau biasa masyarakat kelas menengah bawah. Menu ini juga menuntut
Anda lebih giat mengedukasi pasar, karena menunya sangat tidak umum.
Cara penyajian dan bahan baku
Sekarang
ini, masyarakat makin dewasa dalam menyikapi berbagai hal, termasuk dalam
memilih restoran kesukaannya. Misalnya ada dua restoran yang sama-sama menjual
kebab. Tetapi konsumen lebih suka memilih kebab di mall, ketimbang kebab yang
gerainya berdiri sendiri. Ternyata, kebab di mall, disajikan dengan cara yang
unik, yang berbeda dibanding pesaingnya.
Kadang kita
bertanya-tanya, bagaimana mungkin hanya gara-gara cara penyajian konsumen
berpaling. Tapi itulah kenyataannya. Sekarang ini sedang trend, pengelola
memperlihatkan semua proses memasak kepada konsumen. Istilahnya konsep “open
kitchen”. Orang kota sangat gandrung dengan open
kitchen, padahal dari jaman dulu para pedagang makanan tradisional sudah
mempraktekkan dapur terbuka itu. Bahkan konsumen dihadiahi asap tebal dan aroma
goreng cabai yang menyengat oleh tukang sate atau tukang soto.
Atau
mungkin Anda pernah mendengar Soto Gebrak. Soto yang satu ini pada dasarnya
sama saja dengan soto yang lain. Bahannya sama, aromanya beda-beda tipis dan
rasanya, ya sekelas lah dengan soto enak yang lain. Tapi kenapa Soto Gebrak
begitu terkenal? Ya sesuai namanya, pembuat Soto Gebrak selalu menggebrak meja
ketika memproses sotonya. Dan semua itu bisa dilihat dengan jelas oleh
konsumen. Akhirnya mereka menikmati “pertunjukkan langka” itu.
Demikian
pula bahan baku. Sekarang ini masyarakat semakin hati-hati menggunakan bahan
makanan tertentu. Di Amerika Serikat masalah bahan baku mungkin sudah lebih
menjadi perhatian lagi. Mc D dan KFC pernah mendapatkan gugatan dari
masyarakat, gara-gara menggunakan minyak goreng yang kurang baik. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya
makanan sehat buat mereka. Nah, masalah inipun harus menjadi perhatian seorang
calon pebisnis restoran.
Jenis restoran
Ada belasan
jenis restoran yang bisa Anda pilih sebelum memulai usaha. Jenis-jenis restoran
ini salah satunya mungkin akan cocok dengan impian Anda. Salah pilih jenis,
bisa membuat mimpi Anda berantakan. Namun dalam buku ini kami sajikan beberapa
jenis yang umum saja.
-
Gourmet (restoran ala ruang makan di rumah mewah)
Inilah restoran yang selama ini
dianggap sebagai restoran terbaik dengan format seperti ruang makan di rumah
mewah. Restoran semacam ini kebanyakan terdapat di hotel-hotel bercita rasa
tinggi. Biasanya restoran semacam ini berbiaya operasional tinggi karena
membutuhkan dekorasi yang berkelas dan butuh banyak pelayan terlatih. Akibatnya
harga yang dipatok sangat tinggi, dan konsumennya rata-rata orang tertentu
saja. Kadang-kadang juga dilengkapi dengan live music, sebagai sarana
hiburannya. Tapi secara umum suasana yang ditawarkan sangat tenang.
-
Fast food (restoran layanan cepat)
Restoran semacam ini sangat populer
di kota-kota besar. Pengelola nyaris tidak memberikan layanan lain kecuali
kecepatan dalam menyajikan makanan. Restoran semacam ini membutuhkan pemilihan
lokasi yang lebih baik dibanding restoran jenis lain. Sebagian besar restoran
fast food juga menyediakan layanan delivery order/take out, layanan yang
tidak dimiliki oleh restoran jenis gourmet. Jenis menunya lebih terbatas
dibanding restoran jenis lainnya.
-
Bistro/grill (restoran keluarga/kasual)
Dari segi dekorasi, restoran ini
perpaduan antara gourmet dengan fast food. Punya banyak menu dan menonjolkan
sisi pelayanan, agar memuaskan pelanggan dan membuat mereka seakan-akan berada
di rumah sendiri. Namun dari sisi dekorasi tidak sementereng gourmet. Menunya
pun biasa-biasa saja dengan harga terjangkau segmen keluarga.
-
Buffet (swalaya/prasmanan bahkan masak sendiri)
Jenis restoran semacam ini tergolong
langka. Di Indonesia hanya ada beberapa yang menggunakan konsep seperti ini
seperti restoran asal Jepang dan Amerika. Di restoran ini, sentuhan pelayanan
dari waiters relatif minim dibanding gourmet dan bistro, namun lebih
banyak ketimbang fast food. Pelanggan dengan leluasa memilih dan bahkan memasak
sendiri menu-menunya.
Masih ada jenis-jenis restoran
lainnya seperti cafetaria, cofee shop, café, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar