PILIHAN MENU
Inti dari sebuah restoran adalah menu
makanan/minumannya. Menu menjadi suguhan utama dalam menarik pengunjung.
Biasanya, konsumen datang karena ingin merasakan nikmatnya menu unggulan sebuah
restoran. Bahkan, banyak konsumen yang rela menghabiskan waktu dan tenaganya
lebih dari biasanya, hanya untuk mendapatkan menu idolanya. Walaupun
restorannya jauh dari jangkauan, mereka tetap datang dan antri sekian lama.
Itu menunjukkan
bagaimana vitalnya menu dari sebuah restoran. Maka, sebagai pengelola restoran,
kita harus mampu menyajikan menu yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Pilihan menu ini, jelas harus menjadi pedoman utama. Menu adalah
segala-galanya. Menu adalah jiwa dan hati dari sebuah restoran. Istilahnya,
jika menunya luar biasa, maka konsumen tidak akan perduli dengan hal-hal
lainnya.
Banyak
contoh restoran atau warung yang menawarkan menu istimewa, berlokasi jauh dari
pusat kota. Jalannya becek, berliku dan tanpa tempat parkir serta akses yang
luar biasa sulit. Bahkan ketika sudah sampai di tujuan, pelanggan harus rela
antri berjam-jam. Tapi mereka senang dengan kondisi itu, karena akan
mendapatkan sajian istimewa. Itulah efek dari menu istimewa, membuat pelanggan
tidak perduli dengan faktor lainnya.
Tapi
sayang, masih banyak pengelola restoran yang menanggap enteng pilihan menu.
Memang mereka sudah menyediakan menu utama, sebagai unggulan dari restorannya.
Tapi, mereka mengacuhkan menu lainnya. Menu tersebut tercantum dengan jelas di
daftar, namun ketika pelanggan memesannya, mereka dengan enteng menyebut sudah
habis. Apakah mereka tahu bagaimana jengkelnya pelanggan? Konsumen sudah capai
memilih dan menentukan menu, setelah itu disebut sudah habis.
Sekali lagi, wahai para pengelola
restoran atau calon pengelola, menu adalah segalanya. Nyawa/jiwa restoran Anda
adalah menu, sedangkan hal lain adalah badannya. Tanpa nyawa, badan bukan
apa-apa. Tanpa badan, nyawa masih bisa menyentuh banyak hati dan jiwa pelanggan.
Bagunlah jiwanya bangunlah badannya… itulah Restoran Anda.
Penyajian Menu
Dalam bisnis restoran dikenal
beberapa jenis penyajian menu.
- Menu ala carte
Menu ini
ditawarkan kepada pelanggan per satuan, dengan harganya masing-masing.
Pelanggan bebas memilih setiap jenis item makanan, dan bisa mengetahui dengan
persis harganya. Biasanya, penyajian jenis menu semacam ini palig mudah dilihat
di restoran cepat saji. Harga sepotong paha ayam sekian rupiah, harga kentang
goreng sekian dsb.
Dengan
penyajian menu seperti ini, Anda memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk
memilih sesuai dengan selera dan kantungnya. Ketika memilih, sebagian pelanggan
akan langsung menghitung berapa total biaya pilihannya. Meski terlihat lebih
memudahka untuk pelanggan, sebenarnya menu ala carte biasanya lebih mahal
ketimbang table d’hote.
- Menu table d’hote
Table
d’hote disajikan restoran sebagai bentuk paket yang ditawarkan kepada
pelanggan. Konsumen tidak akan tahu harga per item, melainkan langsung disuguhi
sebuah paket makanan dan minuman dengan harga tertentu. Di satu sisi sangat
menguntungkan buat pelanggan karena tidak perlu pusing memilih. Tapi di sisi
lain, kadang-kadang ada satu dua jenis menu di paket yang tidak sesuai dengan
seleranya.
Table
d’hote biasanya menjadi ciri khas retoran all you can eat, atau restoran
di hotel-hotel yang tidak hanya menawarkan menu, tapi juga suasana. Sebenarnya
dari sisi harga, banyak paket table d’hote yang jika dihitung secara per item
lebih murah dibanding menu ala carte.
- Menu Degustasi
Pengelola
memberikan plihan menu tambahan kepada pelanggan. Bila memilih menu X, dia
boleh memilih menu lain sebagai tambahan. Biasanya, pengelola memberikan 5
sampai 12 jenis menu tambahan , dengan harga yang lebih mahal. Tapi di sebagian
restoran, menu tambahan ini ditawarkan secara terpisah.
Bagi
pengelola, ada sisi positif dan negatif dari 3 cara penyajian di atas. Ala
carte akan memberikan keuntungan karena variasi harga lebih banyak. Menaikkan
satu item harga dengan sangat tipis, mungkin tidak akan terlalu terasa oleh
pelanggan. Selain itu, setiap menu juga tidak menyisakan apapun, karena dipesan
per item. Sedangkan table d’hote, secara
umum harga lebih murah. Tapi pengelola bakal mendapatkan beban lain, yaitu sisa
makanan. Biasanya, pemesan paket jarang menghabiskan seluruh makanan. Dia akan
memilih makanan-makanan yang benar-benar dia sukai. Padahal, dalam bentuk paket
seperti itu belum tentu semua jenis makanan disukai.
Sedangkan
dengan menu degustasi, pengelola bisa memberikan alternatif kepada pelanggan
bahwa mereka punya menu lain yang tidak kalah lezat dibanding menu utama.
Negatifnya, biasanya pelanggan akan beranggapan behwa menu tambahan sebagai
menu pinggiran.
Sebenarnya
masih ada beberapa jenis penyajian menu yang dikenal di bisnis restoran,
seperti Prix Fixe, yang lebih saklek lagi dibanding ala carte dalam menentukan
harga. Atau cara penyajian Amuse Bouche, sebuah pengembangan dari Degustasi,
sebagai bonus pemanis mulut buat pelanggan. Namun, beberapa jenis penyajian
lainnya ini, sebagian sudah tidak umum digunakan di restoran, terutama di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar