Minggu, 13 Mei 2012

buka restoran -14

UTAMAKAN SERVIS ( bagian 1)

Banyak pengusaha restoran yang menganggap menu sebagai segala-galanya dan melupakan servis. Anda mungkin sudah membaca di bagian sebelumnya, menu memang menjadi faktor utama, dasar dan segala-galanya dalam bisnis restoran. Tapi di bagian ini, Anda pun sebagai pengusaha restoran harus mengerti bahwa menu harus ditunjang dengan pelayanan yang prima.

Di awal sudah dijelaskan, bahwa pengusaha restoran harus berperan sebagai entrepreneur sekaligus entertainer. Kemampuan paling dibutuhkan dalam memberikan pelayanan adalah kepiawaian seorang entertainer. Kesulitan utama dalam pelayanan biasanya dalam bidang SDM, karena pelayanan harus menyeluruh. Semua aspek restoran harus saling bahu membahu dalam kesatuan dan keseragaman dalam memberikan pelayanan. Ternyata, melatih SDM agar memiliki kemampuan melayani dengan hebat, sangat sangat tidak mudah.

Padahal, pelayanan adalah kunci jika masalah menu sudah standar “lezaaat”. Bahkan bila rasa tidak terlalu berbeda dengan yang lain, maka peranan pelayanan menjadi lebih utama. Pelanggan akan memilih restoran dengan pelayanan lebih baik, walaupun dari sisi rasa lezatnya sedikit dibawah restoran lain.  Beberapa survey menunjukkan, pelayanan menjadi faktor utama pelanggan kembali dan kembali lagi ke sebuah restoran. Pelayanan pula yang menjadi sumber keluhan utama para pelanggan. Keluhan pelayanan ini, jauh melebihi keluhan tentang rasa. Bisa difahami, karena mungkin kalau soal rasa agak susah diperbaiki. Sedangkan pelayanan, pelanggan mengharapkan dengan memberi kritik, maka pelayanan akan bisa berubah sekejap. 

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memberikan pelayanan:
  1. Restoran adalah bisnis jasa dan tergantung konsumen. Pengelola harus menyadari hal ini, karena konsumen bisa berubah setiap saat bila merasa tidak puas. Maka berikanlah pelayanan yang bisa memuaskan konsumen.
  1. Jangan abaikan keluhan konsumen, sekecil apapun keluhan itu. Lebih baik konsumen yang terbuka mengeluh atau mengkritik, ketimbang konsumen yang diam. Lebih baik menyampaikan keluhannya kepada kita, ketimbang memberikannya kepada konsumen lain atau calon konsumen. Terbukalah, terimalah dan berdialognya dengan cara terbaik, kepada para konsumen. Jangan pernah membantah, bertahan atau membela diri dan mencari alasan. Katakan mohon maaf dan berjanji untuk segera memperbaikinya.
  1. Jangan biarkan konsumen meninggalkan restoran dengan rasa tidak puas. Maka tanyalah mereka tentang perasaan mereka, terbukalah. Puaskan mereka selama masih berada di retoran Anda. Berikan segalanya. Konsumen adalah media utama Anda dalam menarik konsumen lainnya. Manjalakanlah mereka dan manfaatkan…
  1. Buat pelayanan terpadu. Pelayanan menyeluruh yang seragam dan terpadu, akan menjadi kekuatan utama restoran Anda. Pemilik dan waiter, punya cara yang sama dalam memperlakukan konsumen. Itu yang terbaik. Jangan hanya Anda sebagai pemilik atau bos yang berlaku sangat melayani, sedangkan anak buah Anda tidak. Latih dan layanilah semua karyawan Anda dengan penuh perhatian. Maka mereka pun akan memperhatikan konsumen.

Mau Pakai Servis Gaya Apa?

Ada beragam gaya pelayanan kepada konsumen, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap gaya pelayanan menitikberatkan pada sektor tertentu. Kami ulas beberapa contoh gaya pelayanan tradisional seperti Gaya Prancis, Gaya Amerika dan Gaya Rusia.
  • Gaya Prancis
Gaya ini sekarang kembali menjadi primadona, yaitu Open Kitchen Service. Konsumen dapat melihat langsung para koki memasak menu, karena mereka mengolahnya secara terbuka. Konsumen bisa menikmati bagaimana ahlinya seorang koki mengolah menu. Ini memang menjadi daya tarik. Apalagi jika menu yang dimasak adalah menu favorit. Konsumen bisa sekaligus mempelajari cara memasaknya. Gaya ini sangat tradisional dan sudah ada di Prancis sejak zaman dulu kala. Sebenarnya di Indonesiapun demikian, sebelum konsep open kitchen merajalela. Coba Anda lihat pedagang nasi goreng keliling, atau tukang sate. Mereka memperlihatkan bagaimana cara mengolah menunya.

Jika Anda memilih gaya servise semacam ini, maka harus diperhatikan beberapa hal berikut ini:
-    Perlu merekrut koki yang handal dan mahir, agar mampu memuaskan konsumen dengan kesalahan minimal. Tentu untuk mendapatkan koki yang mahir, butuh proses dan biaya yang tidak sedikit.
-    Anda harus menyiapkan ruang khusus tempat atraksi masak di hadapan konsumen. Dapur biasa saja tidak cukup, karena ini menyangkut kepuasan pelanggan.
-    Kebersihan harus benar-benar dijaga, karena prosesnya dilihat langsung oleh konsumen. Bahkan kesan yang dianggap tidak bersih walaupun sebenarnya bersih harus dihindari.

  • Gaya Amerika.
Ini adalah gaya yang paling banyak digunakan. Menu disiapkan seluruhnya oleh koki dan pelayan secara tertutup. Pelanggan hanya akan mendapati menu sudah siap di piring, dengan segala aksesorisnya. Pelanggan tidak pernah tahu bagaimana membuat menu tersebut.  Dengan gaya ini, piring atau tempat menu menjadi salah satu faktor vital. Bagaimana Anda menyusun menu, mengaturnya dan memposisikannya dengan tepat, akan berpengaruh terhadap selera konsumen.

Dalam gaya ini, pengelola harus mampu memberikan kesan yang mendalam, terutama melalui piring atau tempat menu. Dewasa ini, sebuah restoran seringkali membuat variasi piring yang berbeda-beda untuk setiap menu.

  •  Gaya Russia
Gaya ini hampir sama dengan gaya Amerika, yaitu setiap menu sudah disiapkan oleh koki dan dihidangkan kepada pelanggan. Pelanggan tidak perlu tahu bagaimana menu itu disiapkan. Bedanya dengan gaya Amerika, gaya Rusia membawa semua menu ke meja konsumen dan pelayan membagi-bagikannya di situ kepada pelanggan. Sedangkan di gaya Amerika, satu pelanggan sudah siap dengan satu menu, sehingga pelayan tidak perlu lagi memilah-milahnya di atas meja.

Gaya yang lebih modern dari gaya Rusia adalah self service. Hidangan menu sudah disiapkan di sebuah meja besar, dan konsumen memilih sendiri tanpa bantuan pelayan. Kalau di Indonesia, restoran Padang bisa menjadi contoh pelayanan gaya Russia.

Dalam setiap gaya pelayanan tersebut, pengelola harus mengetahui bagaimana seorang pelayan memperlakukan konsumen dan menu. Kapan mendatangi konsumen, kapan meninggalkannya dan dari arah mana harus melayani setiap tamu. Dari sebelah kanan ada konsekuensinya sendiri, sebaliknya dari sebelah kiripun demikian. Semua ada aturan dan kebiasaannya sendiri-sendiri.

Namun inti dari semua servis yang diberikan pengelola restoran kepada pelanggannya adalah membuat mereka nyaman. Mereka nyaman berbicara dengan rekannya, dengan keluarganya atau dengan siapapun di sebelah dan di depannya. Kehadiran pelayan di sekitar konsumen, bukan untuk mengganggu kenyamanan, melainkan membuat mereka lebih nyaman. Tapi kadang di banyak restoran, seorang pelayan justru mengganggu pemandangan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar